Resensi buku Televisi
Sebagai Media Pendidikan
Oleh:
Desyatri Parawahyu
Resensi buku Televisi
Sebagai Media Pendidikan
Penulis :
Drs. Darwanto, S.S
Desain Cover :
Adi Muchdillah
Judul Buku : Televisi
Sebagai Media Pendidikan
Tata Letak :
Bima Bayu Atijah
Cetakan
I, Januari 2007
Cetakan
II, Agustus 2011
Penerbit : Pustaka
Pelajar
Pencetak : Pustaka
Pelajar Offset
Jumlah Halaman : 345 halaman
Televisi Untuk
Mendidik
Buku Televisi
Sebagai Media Pendidikan berisikan tentang bagaiaman televisi mengemas segala
hal yang disiarkannya mempunyai unsur yang mendidik.diawali oleh Hakikat
Komunikasi yaitu “Who, Say What, In Which
Channel, To Whom And What Effect” (Laswell, 1948:38). Dari susunan tersebut
tampak bahwa proses komunikasi, meliputi kelima unsure dan masing-masing unsure,
dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Who
merupakan unsur yang terdapat pada sumber/ komunikator. Say What merupakan unsur yang
terdapat pada isi pesan. In Which Channel
merupakan media yang digunakan. To Whom merupakan
siapa komunikatornya. What Effect merupakan
unsur akibat dari proses komunikasi tersebut. Televisi merupakan salah satu
media komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan komunikasi melalui media
massa. Komunikasi massa ini menyampaikan informasi, ide dan sikap kepada
berbagai komunikan yang jumlahnya cukup banyak dengan menggunakan media massa.
Televisi
sebagai media massa modern, berbeda dengan media massa tradisionil, dimana
media massa tradisionil komunikatornya bertatap muka dengan komunikannya. Komunikasi
berlangsung dengan tatap muka (face to
face communication). Komunikannya bisa memberikan reaksi secara langsung (two way traffic communication). Menurut Dr.
Harold D. Laswell, fungsi media massa ada tiga yaitu, The Suveillance of the environment (secara sederhana yaitu pemberi informasi), The correlation of the parts of society in responding to the
environment (secara sederhana
melakukan seleksi, evaluasi dan interpretasi dari informasi) dan The transmissiom of the social heritage from
one generation to the next (secara
sederhana yaitu memberikan pendidikan). Media massa mempunyai fungsi
hiburan. Justru karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar,
mendengarkan radio dan menonton televisi. Fungsi sebagai sarana promosi inilah
yang menjadi gejala pada mediamassa yang semakin menonjol, bahkan menjadi
dominan. Hal ini disebabkan media massa dapat mengambil keuntungan demi
kelangsungan hidupnya, kecuali bagi media massa yang sepenuhnya ditanggung oleh
pemerintah.
Memang telah dirasakan bahwa pengaruh
informasi melalui media massa itu menentukan aspek-aspek kehidupan manusia,
khususnya melalui media massa televisi yang mempunyai karakteristik tersendiri.
Apalagi jangkauannya amat luas, nahkan relative
tidak terbatas dan mampu menembus ke segenap lapisan masyarakat. Karena itu
perlu dimanfaatkan dengan mendayagunakan segala kekuatan yang dimiliki untuk
tujuan pembangunan dunia pendidikan, karena pendidikan merupakan bekal dalam
menentukan corak suatu bangsa. Untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bansa
yang cerdas, tentu saja tidak cukup hanya dengan membuat rakyat banyak tahu,
melainkan harus lebih dari itu dan menjadikan bangsa Indonesia bernalar dan
berfikir kreatif.
Pesan melalui media massa mempunyai
perbedaan yang prinsip dengan pesan melalui media nonmassa, seperti surat,
telegram, telepon, teleks dan sebagainya. Pesan melalui media nonmassa
ditujukan kepada perorangan. Maka pesannya bersifat khusus. Lain halnya dengan
pesan melalui media massa, yang ditujukan kepada umum dan pesannya bersifat
terbuka, yang sesuai dengan karakteristik media massa. Karena itu, media massa
tisak akan menyiarkan hal-hal yang bersifat perorangan. Alat yang banyak
dipergunkan untuk berkomunikasi adalah bahasa, karena melalui bahasa, orang
dapat mentransmisikan gagasan, ide, pendapat baik yang konkret maupun yang
abstrak dan tidak terikat waktu untuk masa sekarang saja.
Program siaran adalah salah satu
perantara yang digunakan untuk berkomunikasi massa. Program siaran merupakan
hasil kerja kelompok siaran yang didukung oleh unsur teknik dan tata usaha. Pesan
yang terkandung dalam program siaran, melalui suatu proses yang cukup panjang
dan memerlukan pembiayaan yang cukup besar, agar dapat sampai kepada khalayak
penonton. Untuk pembuatan program siaran yang mengandung pesan seperti yang
dikehendaki, diperlukan waktu yang cukup lama, dan melalui proses yang
berliku-liku. Para crew benar-benar
dituntut untuk mempunyai dana reka dan daya cipta yang tinggi, khususnya dalam
hal penggarapan program siarannya. Yang dimaksud penggarapan disini adalah
berupa pekerjaan, yang dinilai sejak dari mepersiapkan naskah yang ditulis
menurut ketentuan yang berlaku bagi suatu produksi televisi.
Media elektronik selain televisi yaitu
radio. Siaran radio diperkenalkan hampir ke seluruh negara pada tahun 1920,
setelah melalui berbagai eksperimen yang memakan waktu cukup lama. Di Indonesia
sendiri baru diperkenalkan oleh Pemerintah HindiaBelanda pada tahun 1934,
melalui organisasi penyiaran NIROM di Jakarta. Selain berfungsi sebagai sumber
informasi, radio juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan pendidikan. Sebagai sarana
hiburan, lebih mudah terpenuhi ketimbang sebagai media pendidikan, baik
pendidikan nonformal maupun informal. Melalui Peraturan Pemerintah RI No. 55/
1970 antara lain disebutkan bahwa, pertama, radio siaran nonpmerintah harus
berfungsi sosial dan tidak dipergunakan sebagai alat untuk kegiatan politik. Kedua,
Pengawasan dan penyelenggaraan radio siaran dalam rangka pengamanan, keamanan
dan ketertiban umum dilakukan oleh Pangkopkamtib c.q, Laksus Pangkopkamtib
Daerah dan atau menteri Penerangan c.q. Instansi Penerangan di Daerah. Ketiga,
Bila dianggap perlu maka Pangkopkamtib dan Menteri Penerangan dapat mengusulkan
kepada Menteri Perhubungan untuk mencabut izin radio siaran yang telah diberikan,
apabila Badan Penyelenggara Radio Siaran yang bersangkutan melakukan
pelanggaran atau tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Ada 3 sistem pancaran bagi radio dan
televisi yang menggunakan jasa satelit komunikasi, baik untuk satelit
komunikasi internasional maupun domestik. Pertama, sistem Rebroadcast merupakan sistem pancar ulang yang dilakukan
satelit komunikasi, di mana setelah menerima sinyal yang dikirim dai stasiun
bumi, sinyal tadi dikirim kembali ke bumi yang lain dan selanjutnya dipancarkan
melalui jaringan pemancar radio dan televisi untuk disebarluaskan melalui
jaringan terrestrial. Kedua, Sistem Semi
Direct Broadcast merupakan sinyal dari satelit dikirim dan diterima oleh
statisun bumi, yang selanjutnya disalurkan ke pesawat penerima televisi di
rumah-rumah. Ketiga, Sistem Direct Broadcast
(DBS System) yang mempunyai 3 komponen yaitu; kamera yang meliputi gambar,
baik dari dalam studio maupun dari luar studio, pemancar yang menyampaikan
gambar melalui udara ke rumah-rumah dan pesawat penerima televisi yang menerima
siaran tadi.
Pendidikan di Indonesia memiliki arti
penting yaitu untu mencerdaskan kehidupan bangsa seperti tertuang dalam
penggalan UUD 1945. Tak hanya itu pendidikan memiliki pengertian yang tertuang
dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1,
butir 1. Isi dari pasal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan dapat
dilaksanakan di ketiga lingkungan yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga
atau rumah dan lingkungan masyarakat. Hal ini kalau menurut Ki Hajar Dewantara,
seorang tokoh Pendidikan Nasional, ketiga lingkungan diatas disebut sebagai Tri
Pusat Pendidikan. Di samping itu pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam
waktu terbatas, melainkan seumur hidup. Nishimoto menjelaskan pendidikan
memiliki 3 jalur yaitu; jalur pendidikan informal, jalur pendidikan formal dan jalur
pendidikan nonformal.
Kelemahan media massa televisi itu,
komunikasinya hanya satu arah, sehingga khalayak penonton menjadi pasif,
artinya penonton tidak bisa memberikan tanggapan-tanggapan secara langsung. Karena
itu tidak mengherankan kalau ada beberapa pendapat yang mengatakan, televisi
sebagai media massa yang mendorong orang untuk bermalas-malasan. Bahkan cenderung
berpengaruh negatif terhadap tingkah laku dan sikap seseorang. Harus diakui
bahwa dengan karakteristik yang dimiliki, media massa televisi memilki nilai
lebih, bila dibandingkan dengan media-media pendahulunya. Guna mengatasi
kelemahan-kelemahan tersebut, perlu
adanya perpaduan. Di satu pihak membawa televisi pendidikan yang menarik dan
bermutu ke ruang kelas, kemudian dilakukan diskusi di ruang kelas yang dipimpin
oleh guru. Keuntungan upaya ini ialah kewibawaan guru sebagai pamong tidak
berkurang dimata anak-anak. Perlu diingat bahwa meskipun televisi masuk
sekolah, televisi tidak dapat menggantikan kedudukan gru. Di samping itu, akan
mengurangi kesenjangan antara murid yang kurang mampu dan murid yang keadaan
ekonominya lebih baik. Dengan demikian, diperlukan guru-guru yang terlatih,
agar dapat membantu anak-anak memahami program yang ditayangkan mellalui
televisi, sehingga anak-anak mampu membahas program tersebut. Ini berarti bahwa
dalam proses belajar mengajar murid menjadi lebih aktif.
Klasifikasi siaran pendidikan dibagi
menjadi 2 yaitu; Siaran Pendidikan Sekolah (School
Broadcasting) dan Siaran Pendidikan Sepanjang Masa (Life Long education). Siaran pendidikan sekolah diasuh oleh
Departemen Pendidikan Nasional, karena harus berdasarkan kurikulum sekolah,
sedang siaran pendidikan sepanjang masa, arahnya merupakan pendidikan
nonformal, karena itu berbagai departemen turut bertanggungjawab yang
disampaikan, seperti Depastemen Pertanian, Departemen Hukum dan HAM, Menteri
Negara Urusan Pemberdayaan Wanita dan sebagainya, tetapi tidak berarti bahwa
Departemen Pendidikan Nasional tidak ikut terlibat, karena masalah pendidikan
nonformal ikut menentukan keberhasilan pendidikan secara menyeluruh.
Stasiun televisi merupakan suatu tempat
terpusatnya kegiatan suatu organisasi penyiaran, karena itu besar kecil nya
tergantung dari statusnya. Studio televisi adalah tempat yang digunakan untuk
tempat kegiatan pembuatan/ produksi acara siaran. Terdapat lima acuan program
siaran televisi yaitu; ide, pengisi acara (talent)
dan peralatan. Kelompok kerja produksi merupakan satuan kerja yang akan
menangani kerja produksi secara bersama-sama, sampai produksi dinyatakan siap
untuk disiarkan/ dijual. Penonton adalah sasaran setiap program siaran dan
sifatnya heterogen, karena itu agar lebih efektif dalam penerimaan pesan,
penonton yang heterogen tadi, dikelompokkan atau disegmentasikan, misalnya,
kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan dan lain sebagainya
Dalam bahasan Bahasa Kamera terdapat
beberapa macam yaitu Pan, Tilt, Dolly,
Track, Pedestal (BOOM) dan Craen. Sudut kamera dibagi menjadi tiga
bagian yaitu straight angle, high angle dan
low angle. Komposisi gambar meliputi
keseimbangan, simetri dan equilibrium. Teknik switching dibagi dalam 5 teknik yaitu; Cut, Disolve, Fade IN (FI) dan Fade Out (FO), Wipe dan Super Impose (dubling). Terdapat beberapa
istilah dalam penataan cahaya, High Key
Lighting, Low Key Lighting, Key Light, Base Light, Fill Light, Cross Light, Back
Light, Side Back Light, Eye Light dan Set
Light. Terdapat pula 9 macam jenis microphone
yaitu Boom, Hand, Lavaliere and Lapel,
Desk, Stand, Hanging, Concealed, Wireless dan Long Distand Microphone.