Ikhlas (lah)
Oleh: Apriska Fitriani
Sudah berapa lama kau berada dalam penantian?
Menanti kabar burung yang tak kunjung hinggap di dahan.
Sudah sekian kali hatimu terobek mirisnya dusta.
Apa?
Kenapa?
Bagaimana?
Hanya dirimulah yang dapat menjawab segala tanya.
Semua luka karena kenaifanmu pada realita.
Haruskah kau terus berada di depan kaca persegi dan memandang diri?
Bahkan refleksi dirimu sendiri tak terdeteksi.
Apalagi?
Sudahlah, menyerahlah.
Dia tak akan pernah kembali,
Hidupnya sudah abadi.
No comments:
Post a Comment