JANJI SUCI
Oleh : Canceria Eka Wulandari
Ini adalah kisah gadis yang sederhana tapi supel. Gadis itu bernama Susan. Saat ini Susan belajar di Akademi pariwisata. Susan merupakan gadis yang sangat cantik. Susan lahir dari keluarga yang sederhana ayah susan merupakan buruh dari suatu perusahaan rokok ternama di kota tempat tinggalnya dan Ibunya bekerja sebagai buruh cuci dari usaha laundry peninggalan orang tua nya. Susan memiliki satu orang adik. Adiknya saat ini bersekolah di SD Negeri 1 Sukaraya. Perbedaan usia Susan dan adiknya memang sangat jauh.
Tempat belajar susan merupakan akademi yang banyak menampung mahasiswa dari kalangan elit. Terkadang susan malu dengan keadaan nya kepada teman-teman nya karena kesederhanaanya. Pada awalnya susan tidak ingin kuliah di akademi tersebut, karena dia mau bekerja saja untuk membantu kedua orang tuanya untuk menyekolahkan adiknya. Tapi mau bagaimana lagi, setelah dia berpikir panjang, akhirnya Susan mau kuliah di akademi itu. Dengan percaya diri nya dia mendaftarkan diri di akademi itu melalui jalur beasiswa. Ada banyak tes yang harus di lakukannya dan untuk mendapatkan beasiswa dia harus mendapatkan nilai A. pada akhirnya susan pun mampu meraih beasiswa itu dengan usahanya untuk kuliah disana. Orang tua susan sangat bangga dengan anak nya.
Hari pertama susan masuk kuliah, suasana begitu suram, senyap tanpa suara. Banyak yang memandangi pakaian yang dia kenakan. Susan berpikir “apa ada yang salah dengan pakaian ku?”. Setelah susan berpikir begitu kepada teman-temannya, susan yang begitu ramah hanya tersenyum. Tiba-tiba susan melihat kearah dekat jendela. Ada seorang cowok duduk sambil tertidur, dengan badan mendangak ke atas, kaki di atas meja serta wajahnya yang ditutupi buku. Pikir susan “apa-apaan tuh cowok, baru hari pertama masuk kuliah dia sudah tidur kayak gitu, huhh kaya ga ada semangat nya aja”. Tak lama dosen pun datang, seperti di SD, SMP, SMA, hari pertama masuk kuliah dosen memperkenal kan diri kepada mahasiswa nya “nama saya Risa Rahmawati, kalian bisa panggil saya ibu Risa, Okee?” ujar bu dosen. Setelah selesai dosen itu melihat kearah cowok yang tertidur tadi, “Hey kamu yang tidur di sana!!!” ujar bu Risa. Tak lama ibu Risa melempar spidol, spidol itu tepat mengenai dadanya. “Aaaaaapaa itu!!!!” ujar cowok itu terkejut. “kamu yang baru bangun tidur kemari” ujar bu risa sambil menunjuk kearah cowok itu. “saya????” ujar cowok itu. “Iya kamu sini cepat”. Kata bu Risa dengan tatapan sinis. Setelah itu cowok itu maju kedepan, semua mahasiswa menatapnya termasuk susan. Para wanita-wanita berbisik “Wahhhh gantengnya, seperti pangeran saja dia itu”. Saat mendengar itu susan berkata dalam hati “ ganteng dari mana, baru hari pertama masuk kuliah aja dia udah tidur”. Saat di depan bu risa menyuruh cowok itu memperkenalkan dirinya kepada teman-temannya. Sambil tersenyum diapun memperkenal kan dirinya “ Hallo semua, nama ku Dimas, aku berasal dari SMA 5. Salam kenal semuanya”. Para mahasiswa tercengang mereka kaget karena Dimas berasal dari SMA 5. Mereka tercengang karena SMA 5 merupakan SMA yang elit serta hanya berisi siswa cerdas dan keseluruhan siswanya berwajah rupawan. Dalam sekejap Dimas menjadi cowok yang paling populer.
Jam kuliah selesai, susan menuju perpustakaan untuk belajar dan meminjam beberapa buku. Saat itu Dimas yang juga sedang diperpustakaan melihat keberadaan Susan dan Dimas pun menyapa Susan. “Hai, kita tadi sekelaskan?” ujar Dimas. “Iya, kamu Dimas yang tadi di lempar spidol sama bu Risa kan?” Susan, sambil tertawa pelan. Dimas dan Susan mulai menjadi akrab sejak saat itu. Mereka sering keperpus bersama, mengerjakan tugas bareng, serta pada saat penjurusan, mereka mengambil jurusan yang sama, yaitu Tata boga. Tak di sangka mereka juga memiliki hobi yang sama yaitu sama-sama hobi memasak.
Memasuki semester ke-6 Dimas mulai menyukai Susan dan ternyata diam-diam susan sejak semester 4 sudah menyukai Dimas. Saat kelas selesai, “Susan ke kantin dulu yuk sebelum pulang?” Ujar Dimas sambil menggandeng tangan Susan. Susan terkejut, jantung susan berdegub kencang, wajah Susan memerah seketika, karena malu. Sesampainya di Kantin “Kenapa terburu-buru sekali tadi, tidak seperti biasanya?” ujar Susan. “Hehehe ga papa kok san, pingin cepat-cepat aja sambil pegang tangan kamu, oiya nanti malam kamu sibuk ga san?” Dimas bertanya dengan gugup dan terbata-bata. “Gak kok Dimas, aku ga sibuk sama sekali, ada apa Dimas?” susan sambil mencari-cari makanan ringan yang mau di beli. “Hmmmm aku mau ajak kamu nonton film ntar malem, karena ada film baru di bioskop” Kata Dimas. “Oke okee aku bisa” susan sambil tersenyum ke arah Dimas. Dimas merasa senang “Oke, ntar malem aku jemput jam 7 ya”. Susan mengangguk dan tersenyum. Setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing. Tepat jam 7 malam Dimas menjemput Susan, sambil meminta ijin kepada kedua orang tua Susan. “Waduh nduk-nduk, Gantengnya calon menantu ibu” ujar ibu sambil memandangi wajah Dimas. “Apasih ibu, bikin malu susan aja deh, Dimas ini cuma teman aja kok bu” Ujar Susan. “ Alah ga usah ngeles, Ibu ga papa juga kok” Ibu sambil melirik ke arah Susan. Wajah susan seketika memerah dan susan pun akhirnya pergi bersama Dimas, “ Berangkat dulu ya bu, Assalamualaikum”. “Walaikumsalam” ujar ibu.
Sesampainya di bioskop, Dimas bertanya kepada Susan “Mau popcorn?”, Susan hanya menjawab “Boleh” sambil tersenyum kepada Dimas. Memasuki ruangan, mereka pun sangat antusias menonton film yang ternyata sama-sama mereka sukai. Setelah film selesai, “Filmnya seru yaa” ujar Susan. “Hmmm Susan sebelum pulang kita makan dulu yuk?” Dimas sambil tersenyum kea rah Susan. Tiba-tiba tidak seperti biasanya, melihat senyuman Dimas wajah Susan memerah lagi. “Iya Dimas” jawab Susan sambil menundukan kepalanya. Sambil makan Dimas menceritakan kisah masa lalunya. Ternyata Dimas adalah anak angkat dari keluarganya yang sekarang, Kedua orang tuanya telah meninggal sejak usianya menginjak 6 tahun karena kecelakaan.
Kala itu Dimas yang sedang berulang tahun menanti kedua orang tuanya pulang dari rumah untuk membawa kado ulang tahun untuknya, na’as, mobil orang tua Dimas menabrak pohon karena mobilnya oleng dan akhirnya orang tua Dimas meninggal dunia. Sejak saat itu dia merasa putus asa dan sering tidur dikelas. Tapi aneh nya walaupun sering tidur di kelas Dimas tetap saja mengerti pelajaran yang di jelaskan oleh guru dan dosennya. Ujar dimas sambil memegang tangan Susan “Tapi setelah aku bertemu kamu, hari-hari menjadi lebih cerah seperti saat kedua orang tua ku masih hidup, terimakasih ya susan, karena kamu aku bisa tersenyum lagi sampai hari ini.”. Tak sengaja karena mendengarkan cerita Dimas, Susan meneteskan beberapa tetes air matanya “Iya sama-sama Dimas, aku janji akan selalu ada buat kamu dan selalu buat kamu tersenyum”. “Hmm Susan, hmmm haduh gimana ya cara ngomong nya aku bingung” Dimas sangat bingung bagaimana dia bisa mengungkapkan perasaannya kepada Susan. “Kamu mau ngomong apa Dimas?” Susan yang kebingungan dengan sikap Dimas yang aneh. Tiba-tiba dimas berdiri dan langsung berlutut selayaknya mau melamar seorang gadis. “Maukah kamu jadi pacar aku Susan?”. Karena keadaannya yang sedang berada di Restoran, semua mata memandangi mereka. Tiba-tiba Susan yang malu menarik Dimas keluar dari Restoran. “Apa-apaan sih kamu Dimas, aku kan malu” Susan dengan ekspresi sebalnya. Dimas tiba-tiba tertawa melihat sikap Susan, dan bibir Susan yang selalu manyun ketika marah. Dengan keseriusannya Dimas menyatakan perasaannya kembali. Susan pun dengan malu-malu dan masih sedikit sebal akhirnya menerima cinta Dimas. Mereka pun dinyatakan resmi pacaran sejak saat itu.
Keesokan harinya Dimas menjemput Susan untuk pergi ke kampus bersama-sama. Setelah sampai rumah Susan, ternyata Susan sudah berangkat kuliah. Akhirnya Dimas pun pergi ke kampus sendirian. Sesampainya di kampus, Dimas memasuki ruang kelas, dan melihat Susan yang sedang sibuk kesana-kemari. “Susan kenapa sibuk sekali hari ini” Ujar Dimas sambil ikut mengejar-ngejar Susan. “aduh maaf ya Dimas, kamu diam aja dulu di kelas, nanti aku kasih tau kalau aku sudah selow ya” Susan sambil mengangkat barang kesana ke mari. Saking sibuknya Dimas merasa dia seakan tidak di perhatikan oleh Susan. Setelah Susan mengerjakan urusannya, Susan langsung mendatangi Dimas. “Hai Dimas” Susan sambil menepuk bahu Dimas. Dimas dengan ekspresinya yang suram “Sudah selasai Susan ?”. “Sudah Dimas kamu jangan murung begitu, Aku minta maaf ya tadi aku sibuk” tanpa sepengetahuan kamu aku ikut organisasi HIMAGA (Himpunan Mahasiswa Tata Boga)” Ujar susan. “Ohh gitu, kamu ga ngomong-ngomong, sebelum pacaran kan kita sahabatan, kamu biasanya selalu cerita sama aku. Apapun kegiatan serta masalah yang sedang kamu hadapi”. “hehehe maaf ya Dimas, aku minta maaf banget karena ga cerita sama kamu.” Ujar susan sambil memegang tangan Dimas. “Nanti malam jalan yuk, ada restoran baru di Candra Mall, kata teman aku makanan nya enak, sebagai permintaan maaf ku aku yang akan teraktir kamu makan ya?” Susan sambil tersenyum manis kepada Dimas. “Boleh Susan, ntar malem aku jemput jam 7 ya?” Dimas sambil membalas senyuman Susan. “Jangan-jangan, kamu ga usah jemput aku, aku berangkat sendiri aja, kita ketemu di depan bank yang ada di depan candra mall” Ujar susan menolak permintaan Dimas. “Oh begitu, ya sudah kalau begitu, kalau memang itu mau mu aku turuti hehehe” Dimas sambil menepuk bahu Susan. Setelah itu mereka pun masuk kekelas berdua. Bu Risa “Buat embak-embak dan mas-mas minggu depan persiapkan bahan untuk memasak Risotto, karena minggu depan kalian akan praktik memasak Risotto”. “Iya bu” ujar semua mahasiswa di kelas. “Oke kalau begitu kelas selesai, terima kasih, silahkan ambil absensi kalian, sekian”. Ujar bu Risa sambil beranjak keluar kelas.
Setelah kelas selesai, “Yuk Susan aku antar pulang” Dimas yang mendatangi susan. “Yuk” ujar susan menerima ajakan Dimas. Di perjalanan “Loh ini kan bukan jalan pulang Dimas, kita mau kemana?” Susan yang kebingungan. “Tenang-tenang aku akan ajak kamu ketempat yang menjadi tempat spesial ku” Dimas sambil menenangkan Susan. “Iyakah, cusss yuk kalau begitu” Susan sambil menepuk bahu Dimas dengan tepukan yang agak keras. Akhirnya mereka sampai di suatu tempat yang tersembunyi dan merupakan tempat yang paling keren yang ga pernah susan datangi, karena pemandangan nya sangat indah dan Susan merasa sangat bahagia, karena dia diberitahukan tempat yang dimana hanya diketahui oleh Dimas dan kedua orang tuanya. Setelah selesai menyaksikan keindahan alam yang ditunjukkan oleh Dimas, Dimas pun mengantar pulang Susan.
Tepat jam 7 malam Susan telah menunggu kedatangan Dimas di tempat yang telah mereja janjikan. Tak lama ada ada perampokan di bank itu dan Susan menjadi sandera, selang beberapa menit Dimas datang dan melihat kearah perampok-perampok yang banyak menyekap sandera dan salah satu sanderanya adalah Susan. Dimas dengan sigap langsung menyelamatkan Susan, tapi karena Dimas yang tak memikirkan keselamatannya karena ingin sekali menyelamatkan nyawa Susan. Saat dia mendekati Susan, “Woy kamu yang disana apa yang kamu lakukan” ujar pelaku perampokan. Dimas sedikitpun tidak memperdulikan ocehan para perampok itu. Karena sebal dengan tingkah Dimas yang menyelamatkan para sandera, salah satu perampok akhirnya menembak punggung Dimas dengan dengan peluru hingga tembus ke dadanya. Susan pun langsung kaget dan berteriak dengan sekencang-kencangnya “Dimaaaaaassssssss” Susan menangis dengan sekeras-kerasnya karena syok dengan apa yang langsung dilihatnya. Tak lama polisi datang dan menangkap para pelaku perampokan. Dimas membisikan langsung memeluk Susan dan membisikan beberapa kata “Susan aku sayang sama kamu, aku ga mau sendirian lagi, aku mau suatu saat nanti di dunia yang lain kita bisa di pertemukan lagi, I love you Susan, selalu menjadi dirimu yang seperti ini jangan ubah dirimu ya” Dimas yang kesakitan karena peluru yang menancap di tubuhnya. Ambulan datang dan membawa Dimas ke rumah sakit. Susan mengantarkan Dimas kerumah sakit dengan terus dan terus meneteskan air mata. Dalam hati susan “Dimas jangan pernah tinggalkan aku, kamu adalah laki-laki yang sangat menyayangiku apa adanya, kamu ga boleh pergi Dimas”.
Sesampainya di ruang operasi, “Mbak ga boleh ikut masuk, mbak silahkan menunggu disini aja ya mbak” Ujar suster di ruang operasi itu. “Tolong suster selamatkan dia dokter aku mohon suster” Susan sambil memohon kepada sang suster. “Iya mbak kami pasti akan berusaha menyelamatkannya mbak”. Ujar suster meyakinkan Susan. Setelah beberapa jam menanti operasinya selesai. Dokter langsung keluar dan menanyakan “Siapa saudara pasien?”. Susan dengan sigap langsung menjawab pertanyaan dokter “Saya dok!, bagaimana keadaannya dokter?”. “pasien sudah melewati masa kritisnya, peluru yang tertanam di tubuhnya sudah berhasil kami keluarkan, tetapi Anda belum bisa memasuki ruangannya”. “Syukurlah, terimakasih Tuhan engkau telah menyelamatkan nyawanya” Ujar Susan dengan penuh rasa syukur.
Setelah itu Dimas dipindahkan ke ruang rawat inap dan Susan langsung mendatangi Dimas. Sambil meneteskan air mata Susan memandangi wajah Dimas, “Dimas sikap mu yang sok heroik ini membuat mu mati tau”. Tak lama Dimas pun sadar. “Susan, sudah berapa lama aku tidak sadar?”. “Masih bisa ya kamu menanyakan itu kepada ku, kamu ini bikin aku kwatir ya” Susan sambil menangis seperti anak kecil. “hehehe maafin aku yaa, senengnya liat kamu begini” Ujar Dimas. “pokoknya kamu jangan pernah buat aku kwatir lagi, jangan pernah tinggalin aku” Ujar Susan sambil mengusap air matanya. “Iya aku janji, ga akan buat kamu sedih lagi, kwatir lagi dan ga akan meninggalkan mu sampai kapan pun” Ujar Dimas.
Janji Dimas selalu dia pegang dan tak pernah melepaskan ikatan janji itu dengan Susan. Sampai setelah 5 tahun kemudian, Dimas mengikatkan janji suci pernikahan dengan Susan. Setelah pernikahan. Susan dan Dimas bekerja di Restoran yang mereka bangun berdua. Restoran itu bernama Lubitari. Nama restoran itu diambil dari nama anak-anak mereka yaitu Luna, Bobi, Tania, Rino jadi di singkat Lubitari. Dan Dimas tetap memegang janjinya saat pacaran dulu. Mereka hidup bahagia selamanya dan mereka selalu menceritakan kisah cinta mereka kepada anak-anaknya. Lalu anak-anak Dimas dan Susan menjadikan cerita orang tuanya sebagai cerminan untuk masa depannya nanti.
~~~~~~~Tamat~~~~~~
No comments:
Post a Comment