Review Puisi
Berjudul Ziarah Udin (Joko Pinurbo, 2015)
Oleh Aulia Rizki Indriana (14321082)
Oleh Aulia Rizki Indriana (14321082)
Ziarah
Udin
Kemerdekaan
itu, Udin, harta dan cinta
yang
harus kau tebus dengan kematianmu.
Kemerdekaan
itu rubrik rindu
yang
mewartakan kabar baik darimu.
Kemerdekaan
itu kami yang berdiri di sekelilingmu
untuk
memandang matamu yang bersih dan berani.
Kematian
tak memisahkan kau dengan kami,
para
pewarta yang menyalakan kata
di
lorong-lorong yang terjangkau cahaya.
Kematianmu
telah membuka pintu yang terkunci
oleh
tirani, oleh gentar dan takut kami.
Menulislah
terus, Udin, menulislah
di kolom
sunyi di relung hari dan hati kami.
Menulislah
di sela lelah dan gundah kami.
Kematian
tak memisahkan kau dengan kami
sebab pada tinta yang melumuri tangan kami
masih
menyala merahmu, masih tercium darahmu.
(2015)
Puisi karya Joko Pinurbo ini
bercerita tentang seorang jurnalis yang bernama Udin. Udin merupakan seorang Jurnalis
yang bekerja demi kemanusiaan, tak sekedar memenuhi tugas sebagai wartawan
secara profesional. Udin bekerja dengan penuh rasa cinta terhadap profesinya
meski akhirnya harus ditebus dengan nyawa. kematian udin digambarkan dalam
puisi Joko Pinurbo yang akrab disapa Jokpin dimana telah membebaskan
orang-orang dari belenggu tirani. Hal tersebut tampak dalam penggalan bait
kedua puisi. Puisi ini dibuat secara khusus untuk acara peringatan 19 tahun
meninggalnya wartawan Udin. Puisi ini di tulis sehari sebelum ziarah ke makam
Udin. Jokpin meletakkan puisi tersebut di atas makam Udin sebagai penanda jika
dia pernah datang berziarah.
No comments:
Post a Comment