Saturday, March 26, 2016

Review Puisi

Mata Air (Joko Pinurbo,2002)
By Apriska Fitriani

Musim kemarau yang panjang membuat kekeringan diberbagai desa.

Perempuan-perempuan berbondong-bondong membawa gentong.

Menempuh jarak sejauh Lima kilometer, menuju sendang di celah perbukitan.

Betapa senangnya perempuan-perempuan tersebut begitu sampai dan melihat mata air yang take pernah berhenti mengalir.

Beramai-ramai mereka mengambil air memindahkan ke wadah yang dibawa, menuai air mata yang lama tertanam dalam tanah gersang.

Setiap malam seorang anak sering mandi sendiri di sending itu.
Ditemani bulan yang riang.

Namun langit belum ingin mencurahkan air matanya, nanti kala musim hujan Tiba ia pasti akan memandikan gadis itu dengan airmatanya

No comments:

Post a Comment