Resensi Buku
oleh. Nera Henaria
Judul Buku : Deradikalisasi Dunia Maya : Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media
Penulis : Agus Surya Bakti
Penerbit : Daulat Press
Tanggal Terbit : Januari 2016
Jumlah halaman : 223
Terorisme Dunia Maya
Buku Deradikalisasi
Dunia Maya : Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media ini ditulis oleh seorang
Mayjen TNI yang sekarang menjabat sebagai Panglima Kodam VII/ Wirabuana berisikan
tentang penanggulangan terorisme dengan mengedepankan pada upaya sistematis
untuk mengubah dunia maya yang saat ini disesaki dengan konten radikal di jagat
antar jaringan alias internet, agar tidak mempengaruhi para pembaca dan
penggunanya. Di dalam buku ini akan menjelaskan tentang bagaimana menangkal
sebuah paham deradikalisasi dalam pendekatan budaya dan dunia maya. Dalam buku
ini juga mampu menyampaikan analisanya secara mendalam yang berkaitan dengan
masalah radikalisme yang terjadi di dunia maya. Selain itu, buku ini juga
secara terang-terangan menjelaskan penyebaran sebuah terorisme dan paham radikalisme
yang saat ini telah marak di dunia maya khususnya internet.
Perkembangan
teknologi yang begitu pesat memiliki beberapa dampak negatif, khususnya pada
media internet. Saat ini internet telah menjadi media baru yang digunakan untuk
menyebarkan paham radikalisme. Internet seperti telah menjadi wadah yang sangat
pas karena penyebaran informasinya yang cukup cepat, dapat menjangkau khalayak
luas, dan setiap orang sangat mudah untuk mengaksesnya. Dengan kehadiran
internet yang memiliki banyak kelebihan tersebut sangat dinikmati dan
menguntungkan bagi para kelompok teroris yang akan menyebarkan sebuah paham
radikalnya. Melalui media internet para kelompok teroris bisa dengan mudah
untuk merekrut anggota baru, mengadakan pelatihan, melakukan propaganda, pendidikan,
dan pembinaan jaringan kelompoknya. Dalam buku ini, terdapat juga data-data
yang berisi hasil monitoring, terdapat situs negatif, dan contoh-contoh
kasus yang pernah terjadi di Indonesia maupun di luar negeri.
Melalui
media baru ini, sebuah propaganda dapat dilakukan dalam bentuk tulisan, video,
dan ajakan-ajakan yang bisa disebarkan baik melalui website, media sosial,
blog, dan sebagainya. Dimana hal tersebut terbukti sangat efektif dan efisien dalam
upaya untuk menyebarluaskan sebuah kebencian, memperluas jaringan, ataupun
mencari anggota baru untuk ikut bergabung dengan kelompoknya serta mengikuti
paham-paham yang diajarkannya.
Munculnya
perubahan teknologi dan informasi baru berbasis media internet semakin
memudahkan para kelompok teroris untuk meningkatkan jaringan dan melakukan
propaganda terhadap paham radikalisme yang mereka anut. Para pelaku radikal
memanfaatkan teknologi baru ini untuk untuk melakukan pendekatan kepada
masyarakat. Banyak para organisasi atau kelompok yang menggunakan media
internet untuk menjalankan kegiatannya demi mencapai tujuan yang mereka
inginkan. Fenomena tersebut membuat penggunaan internet oleh berbagai
organisasi atau kelompok dijadikan sebagai seuatu pola, modus, bahkan strategi
baru yang cukup efisien demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Seperti saat
ini, kekuatan para kelompok teroris tidak lagi melalui jaringan perorangan
melainkan melalui jaringan yang dapat terhubung secara global yaitu internet.
Buku
ini menurut saya layak untuk dibaca dan sangat menarik, karena dapat menambah
pengetahuan bagi para pembacanya tentang bagaimana cara untuk menangkal sebuah
paham deradikalisasi dalam pendekatan budaya dan dunia maya. Selain itu,
literature mengenai penyebaran terorisme melalui media baru yaitu internet ini
belum banyak yang mengulasnya. Perkembangan dunia maya tidak dapat dibendung
lagi, tetapi kitalah yang dapat melakukan perubahan dengan memberikan
konten-konten kedamaian di dalamnya. Seperti juga terorisme, penulis buku ini
mengatakan “terorisme tidak dihadapi dengan kekerasan tapi dengan kelembutan,
nah aksi kekerasan yang dulu saya perhatikan kini berubah menjadi paham yang
berbahaya”. Dari pernyataan tersebut, saya menangkap bahwa aksi-aksi para
kelompok teroris yang kejam tersebut diawali dengan sebuah perekrutan anggota
yang penuh dengan kelembutan, tetapi sangat membahayakan.
Dari
setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Menurut saya, tidak banyak kekurangan
dalam buku Deradikalisasi Dunia Maya :
Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media ini, dalam buku ini masih kurang
menambahkan penjelasan mengenai langkah-langkah ataupun kiat-kiat yang bisa
dilakukan setiap orang agar terhindar dari penyebaran paham radikalisme
tersebut yang merupakan ajaran berbahaya itu, khususnya bagi para pembaca yang
masih asing atau awan dengan paham radikal dan para generasi muda. Untuk itu
para pembaca bias dengan mudah mewaspadai dan mengenali ancaman dari paham
radikal yang saat ini beredar di dunia maya.
Dari
fenomena terorisme saat ini sepertinya semakin menjamur dan semakin
terang-terangan menunjukan keberadaanya di masyarakat. Para kelompok terorisme
sepertinya bisa semakin berkembang seiring dengan adanya media baru yaitu
internet. Di dunia maya, para pelaku paham radikal lebih menyasar pada kalangan
anak muda atau remaja, karena dianggap bahwa anak muda atau remaja lebih mudah
terpengaruh dan lebih mudah untuk mempengaruhinya terhadap hal-hal yang seperti
itu. Dengan membendung pengaruh terorisme dan penyebaran paham radikalisme di
dunia maya tidak cukup hanya dengan memotong dan mematikan akses media mereka.
Kebijakan deradikalisasi dunia maya dapat digambarkan sebagai upaya untuk
melawan sebuah ideologi dan propaganda dari para kelompok radikal, kemudian
menghiasi dunia maya dengan berbagai bentuk atau konten perdamaian, dan
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan daya tahan masyarakat dari pengaruh
paham radikal terorisme.
No comments:
Post a Comment