RESENSI
BUKU “ LITERASI MEDIA”
Oleh
Nadia Aisyah Salamah
IDENTITAS
BUKU
Judul Buku :
Literasi Media
Pengarang : KPI
Tahun terbit :
2011
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman :
131 halaman
ULASAN
Terdapat berbagai
fungsi media penyiaran, yaitu: informasi, pendidikan, hiburan, perekat dan
kontrol sosial. Media diwajibkan menjalankan fungsi-fungsinya blewat program
siaran mereka, namun disayangkan media saat ini berisi konten-konten yang tidak
sesuai bahkan bertentangan dengan fungsi media diatas. Di indonesia terdapat
fakta yang mengejutkan bhwa dunia penyiaran sedang berada diantara tarik
menarik kekuatan dua kutub, antara kepentingan idealisme dan pragmatisme.
Maksud dari idealisme disini adalah terdapat pihak yang menuntut media
penyiaran senantiasa berprilaku baik sedangkan pragmatisme adalah pihak yang
hanya mengutamakan keuntungan semata.
Setiap tayangan yang
disuguhkan oleh televisi kebanyakan bersifat edited reality, maka dari itu
diperlukan leterasi media untuk setidaknya menurangi efek dari media.
masyarakat juga dituntut agar lebih berfikir kritis dan membantu mengadukan
tayangan yang tidak mendidik ke KPI. Di era zaman moderen saat ini anak-anak
telah dikenalkan dengan teknologi, khususnya tv, anak-anak dapat betah
berlama-lama di depan televisi untuk mengisi waktu luangnya. Namun yang menjadi
permasalahnya konten-konten yang kurang mendidik dan bahkan didominasi untuk
tayangan dewasa. Sementara kegiatan-kegiatan anak di luar rumah menjadi tersita
karena menonton tv.
Pada
era moderen seperti saat ini, televisi hadir di hampir seluruh struktur
masyarakat indonesia, mulai dari golongan atas hingga golongan bawah sudah
dapat menikmatinya. Bahkan di Indonesia setiap rumah kebanyakan memiliki
televis, bahkan televisi di era sekarang sudah berbentuk statis. Statis disini
berarti sudah dapat diakses dimanapun seperti, hp, mobil, pesawat, dsb.
Kehadiran televisi dapat dengan mudah mendapat dan menyebarluaskan informasi di
dalam maupun diluar negeri. Namun
kehadiran tv dapat mempengaruhi setiap tindakan yang kita buat, seperti memilih
makanan, baju, dan lain sebagainya ini dapat menyebabkan prilaku yang
konsumtif. Sayangnya tidak sedikit dari kita yang masih menganggap bahwa yang
di informasikan atau yang ditayangkan di televisi adalah bentuk refleksi dari
kondisi sosial yang sebenarnya.
Stasiun televisi untuk
menyiarkan sebuah program, butuh waktu 1 detik untuk memancarkan sinyalnya ke televisi yang berada di hampir
semua daerah di indonesia. begitu cepa waktu yang di butuhkan untuk menyebar
luaskan informasi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh stasiun televisi.
Ini menjadikan bahwa televisi dianggap sebagai media yang strategis untuk
menyebarluaskan isi kontennya. Namun yang jadi permasalahan disini adalah, isi
pesan yang disampaikan televisi tidak selamanya mendidik, bahkan yang
disayangkan isi pesan tersebut mengganduk unsur kekerasan, pornografi dsb.
Padahal untuk memproduksi tayangan-tayangan di stasiun televisi memperlukan
biyaya yang cukup mahal, uang pemasukan untuk televisi tv negeri dan swasta
berbeda. Seperti TVRI yang memperoleh
dananya dari APBN, sedangkan tv swasta mendapatkannya dari siaran-siaran
komersial seperti iklan.
Data
dari nielsen juga mengungkapkan bahwa sebanyak 21 persen pemirsa tv adalah
anak-anak dengan usia 5-14 tahun. Waktu menonton tv bagi mereka terutama pada
pukul 06.00-10.00 dan diantara pukul 12.00-21.00, apalagi ternyata jam
primetime (18.00-21.00) di jam tersebut sekitar 1,4 juta anak menonton tv.
Menurut buletin ”kidia” mencatat 2004 acara untuk anak yang aman bahkan sekitar
15% saja sisianya acara yang berbau kekerasan, mistik, dsb.
Dalam BAB 7 “UPAYA
MENONTON TELEVISI SECARA CERDAS DAN KRITIS” terdapat Lima prinsip diet tv
1. Kendalikan
konsumsi, maksimum dua jam sehari
Pada awalnya kita harus
menjelaskan tentang pentingnya diet tv, dan mendapat kesepakatan dari anak
untuk mengonsumsi tv maksimum 2 jam. Pada awalnya anak akan memberontak namun
lama kelamaan akan terbiasa
2. Siapkan
hidangan tv yang seimbang
Kita harus menyeimbangkan tayangan yang bersifat
informatif dan hiburan
3. Ikutlah
sesekali menonton bersama anak
Dengan ini kita dapat mengetahui muatan tayangan
yang ditonton anak-anak, apabila kita merasa ada yang janggal dengan tayangan
yang ditonton anak kita dapat mendiskusikan atau mengevaluasi tayangan
tersebut.
4. Setelah
makan (menonton tv) jangan coba duduk-duduk
Setelah menonton tv yang informatif anak jangan
dibiarkan bermalas-malasan, ajak anak untuk melakukan kegiatan yang sehubungan
dengan informatif yang telah didapatkan.
5. Ciptakan
demokrasi bukan kediktatoran
Sebaiknya orang tua melibatkan pendapat anak tentang
membuat peraturan menonton tv.
Peran serta masyarakat
dalam penyiaran tidak hanya dalam bentuk aduan terhadap pelanggaran dan atau
kerugian akibat penyiaran. Apresiasi terhadap tayangan yang dinilai bermafaat,
mendidi, dan atau sesuai kepentingan publik juga perlu dilakukan. Penyampaian
apresiasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan mekanisme yang serupa dengan
cara menyampaikan pengaduan keberatan atas tayangan bermasalah. Apresiasi ini
akan sangat bermanfaat bagi lembaga penyiaran ubtuk mengetahui sejauh mana
dampak dan manfaat dari program siaran yang mereka tayangkan, serta sebagai
alat ukur untuk meningkatkan kualitas program siaran.
Bagi KPI, apresiasu
akan membantu dakan rangka KPI menyusun sistem aporan monitoring lembaga
penyiaran yang dilakukan setiap akhir bulan. Laporan monitoring ini akan
menunjukkan bahwa prestasi dan pelanggaran yang telah dilakukan lembaga
penyiaran untuk kemudian diharapkan menjadi dasar pengembangan program lembaga
penyiaran yang bersangkutan. Baik pengaduan keberatan maupun apresiasi
masyarakat, juga dapat bermanfaat sevafau bentuk rating yang selama ini telah digunakan oleh lembaga penyiaran.
Kelebihan
dari buku ini adalah, buku Literasi media dari KPI menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh masyarakat luas bukan hanya dari kalangan praktisi, buku
ini juga memberikan teknik-teknik literasi terhadap anak dengan tepat, cara
mengatur pola menonton televisi pada anak. Dan disini juga memberikan solusi
literasi yang tepat untuk kalangan remaja dan orang tua. Buku ini juga mudah
didapatkan dan dapat di unduh di situs resmi KPI, dan dapat di konsumsi oleh
masyarakat luas. Kelemahan dari buku ini adalah, buku ini selalu mengulang bahasan
yang sama di setiap BABnya, dan antara BAB satu dengan yang lain hampir sama
pembahasannya, kurang terperinci.
No comments:
Post a Comment