Friday, April 1, 2016

Resensi Buku Media Penyiaran



Media penyiaran

Oleh : Canceria Eka Wulandari


Judul Buku      : Media Penyiaran “Srategi Mengelola Radio dan Televisi”
Pengarang       : Morissan, M.A.
Penerbit           : Ramdina Prakarsa
Cetakan           : Pertama, Agustus 2005
Halaman          : 290 halaman

Buku ini berisi tentang media penyiaran dan setelah itu juga di bahas tentang strategi mengelola radio  dan televisi. Tidak hanya itu di dalam nya juga membahas tentang sejarah perkembangan media penyiaran di dunia dan di Indonesia. Selain itu juga berisi  tentang sistem dan program siaran. Buku ini penting sekali untuk mahasiswa ilmu komunikasi, yang mengambil jurusan di broadcasting ataupun prnyiaran. Buku ini lengkap sekali sampai hal-hal terkecil seperti pembagian waktu siaran ada. Hidup dan mati suatu penyiaran ditopang oleh 3 hal utama yaitu program, pemasaran dari siaran tersebut serta teknik dari penyiaran tersebut.
Pada buku ini dijelaskan setiap program siaran harus mengacu pada pilihan potmat siaran tertentu seiring makin banyak nya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audien. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat di terima audien.
Dijelaskan pula berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap media dapat dikelompokkan ke dalam 4 tujuan yaitu, pertama, pengetahuan. Seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau memperoleh informasi tentang sesuatu. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis buku menunjukkan alasan orang menggunakan media antara lain : saya ingin mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah,  saya ingin mengetahui apa yang dilakukan oleh para politisi. Kedua, hiburan. Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah satunya dengan media massa. Ketiga, kepentingan sosial. Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang sebuah program televisi, film terbaru, atau program radio siaran terbaru. Isi media menjadi bahan perbincangan yang hangat. Media memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial. Keempat, pelarian. Orang menggunakan media tidak hanya untuk tujuan santai tetapi juga sebagai bentuk pelarian. Penulis mengatakan orang menggunakan media massa untuk mengatasi rintangan antara mereka dengan orang lain, atau untuk mengatasi aktivitas lain.  
Tidak hanya itu ada juga mengenai strategi program siaran, pada bagian ini dijelaskan bahwa setiap media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terus-menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. Namun pada kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh audien.
Penulis buku ini telah memberikan kita semua tips strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acar yang bersifat dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini penulis berharap bahwa audien tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.
Pada bab 8 dijelaskan mengenai riset audien yang pertama dibahas di bab 8 adalah mengenai umpan balik. Secara umum, umpan balik dalam penyiaran diartikan sebagai seluruh informasi yang berasal dari audien. Namun pengertian yang sederhana ini tidak memadai bagi seseorang peneliti media sebagaimana yang dikemukakan Wiener (1950) yang mendefinisikan umpan balik sebagai : “The control of a system by reinserting into the system the result of its performance”. Dengan demikian umpan balik bersifat sirkular (berputar) dan terus menerus. Banyak riset yang dilakukan untuk memperoleh umpan balik dari audien. Bisa melalui surat, riset rating, riset non rating, grup fokus dan masih banyak lagi.
Dijelaskan pula pada bab 9 kelemahan dari siaran iklan yaitu, pertama biaya mahal. Biaya yang digunakan kepada pemasang iklan televisi dihitung berdasarkan detik. Penulis buku ini mengatakan bahwa di Indonesia tahun 2005, rata-rata iklan televisi dengan durasi 30 detik harus membayar paling murah 20 juta rupiah sekali tayang pada saat prime time. Sementara di AS, penayangan iklan pada saat prime time dalam acara Superbowl yang sangat populer di sana dikenakan biaya lebih dari $800.000 (Rp 7,6 miliar) atau Rp 247 juta per detik. Mahalnya biaya biaya iklan di televisi menyebabkan perusahaan dengan anggaran terbatas akan sulit untuk beriklan di televisi. Kedua, informasi terbatas. Dengan informasi yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap. Ketiga, penayangan singkat. Siaran iklan radio dan televisi hanya ada pada saat iklan itu betul-betul ditayangkan kecuali audien merekamnya. Keempat, penghindaran. Kelemahan lain dari siaran iklan adalah adanya kecenderungan audien untuk menghindari siaran iklan pada saat iklan ditayangkan. Kelima, tempat terbatas. Tidak seperti media cetak, stasiun penyiaran tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan dalam suatu program.
Tidak hanya itu saja yang di jelaskan di bab 9 seperti pembahasan mengenai merencanakan siaran iklan, strategi siaran iklan, kontrak siaran iklan, partisipasi pemasang iklan, waktu penayangan iklan, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya di bab 10, yaitu promosi program dan media. Promosi program dan media penyiaran adalah kegiatan untuk mempertahankan audien dan menarik audien baru serta mengundang pemasang iklan. Kegiatan promosi diarahkan pada dua pihak yaitu audien dan pemasang iklan. Dua pihak ini memiliki kontribusi sangat penting unruk menjamin kelanjutan operasi media penyiaran. Tanpa adanya audien, program yang sangat bagus sekalipun tidak akan mampu menarik pemasang iklan dalam jumlah yang berarti.
Tidak hanya itu saja, tetapi pada bab ini banyak membahas memasang iklan yaitu, media cetak, billboard, transit dan media penyiaran. Lalu publik relation. Dalam meningkatkan promosi terhadap media penyiaran melaui kegiatan PR, memiliki beberapa upaya yaitu sebagai berikut, yang pertama, jumpa pers. Bila media media penyiaran memiliki informasi atau kegiatan penting yang perlu diketahui masyarakat maka media penyiaran bersangkutan dapat melakukan jumpa pers dengan mengundang reporter dan fotografer dari seluruh media massa. Kedua, kehadiran orang tekenal. Ketiga, menonton program. Keempat, pelayanan masyarakat.
Selanjutnya, pada bab terakhir produksi program, membahas mengenai penjelasan akan produksi program, antara lain produksi televisi, program informasi, redaksi berita, penjelasan akan keseluruhan keanggotaan dari redaksi berita tersebut, rapat redaksi, dan program radio.
Pada program radio terdapat beberapa yang dijelaskan pada buku tersebut yaitu yang pertama berita radio. Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang penting atau manarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Kedua, perbincangan radio. Perbincangan radio, pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Ketiga, Infotainment radio. Infotainment merupakan singkatan dari information dan entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur. Infortainment dalam kemasan yang lebih lengkap kerap disebut majalah udara yaitu suata acara yang memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita dan iklan. Keempat, Jinggel radio. Jinggel atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. 
Pada sejarah nya industri penyiaran di Indonesia menunjukkan peekembangan yang sangat pesat belakangan ini. Regulasi bidang penyiaran membawa berbagai perubahan dan memberi tantangan baru bagi pengelola media penyiaran. Industri penyiaran saat ini telah mencapai tingkat persaingan yang tajam, untuk itu dibutuhkan strategi yang baik untuk memenangkan persaingan.
Pada buku media penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi merupakan buku yang dapat memberikan pembacanya tambahan ilmu tentang penyiaran serta perkembangan penyiaran itu sendiri. Buku ini sedikit-banyak banyak membahas akan sejarah dari penyiaran itu sendiri, mulai dari radio, media massa hingga televisi.
Buku ini memiliki beberapa keunggulan, yang pertama yaitu dilihat dari segi tulisan penulis. Penulis membuat buku ini dengan bahasa yang mudah di pahami oleh kebanyakan orang. Kedua, dari isi nya. Isi buku ini sangat berbobot dan lengkap. Pembaca bisa menemukan sejarah dari penyiaran dunia maupun Indonesia, perkembangan penyiaran, Pemasaran dalam penyiaran Indonesia, Teknologi sebagai media penyiaran sampai teknik dan strategi penyiaran. Bukan hanya itu saja buku ini juga dilengkapi dengan tabel atau pu bagan agar pembacanya bisa semakin  memahami dan mengerti isi buku.
Selain  buku ini memiliki beberapa keunggulan, buku ini juga memiliki  kelemahan yaitu sebagai berikut, tapi menurut saya buku ini tidak memiliki kelemahan apa pun. Hal ini disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik mendeskripsikan buku tersebut.
Sebenarnya masih banyak lagi pembahasan pembahasan menarik yang bisa saya ambil dari buku ini sebagai pembaca. Banyak hal yang bikin greget yang bisa menjadi sumber pengetahuan dan paduan para pemabaca yang seorang mahasiswa dari jurusan ilmu komunikasi. Mengingat Ilmu komunikasi memiliki beberapa bidang kejuruan yang sangat membutuhkan buku ini sebagai media untuk pemebelajaran.


1 comment:

  1. Assalamualaikum.. Mau tanya.. Apakah bukunya masih ada???

    ReplyDelete