Friday, April 1, 2016

Resensi Buku

RESENSI BUKU “ LITERASI MEDIA”
Oleh Nadia Aisyah Salamah
IDENTITAS BUKU
Judul Buku                  : Literasi Media
Pengarang                   : KPI
Tahun terbit                 : 2011
Bahasa                         : Indonesia
Jumlah halaman           : 131 halaman
ULASAN
Terdapat berbagai fungsi media penyiaran, yaitu: informasi, pendidikan, hiburan, perekat dan kontrol sosial. Media diwajibkan menjalankan fungsi-fungsinya blewat program siaran mereka, namun disayangkan media saat ini berisi konten-konten yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan fungsi media diatas. Di indonesia terdapat fakta yang mengejutkan bhwa dunia penyiaran sedang berada diantara tarik menarik kekuatan dua kutub, antara kepentingan idealisme dan pragmatisme. Maksud dari idealisme disini adalah terdapat pihak yang menuntut media penyiaran senantiasa berprilaku baik sedangkan pragmatisme adalah pihak yang hanya mengutamakan keuntungan semata.
Setiap tayangan yang disuguhkan oleh televisi kebanyakan bersifat edited reality, maka dari itu diperlukan leterasi media untuk setidaknya menurangi efek dari media. masyarakat juga dituntut agar lebih berfikir kritis dan membantu mengadukan tayangan yang tidak mendidik ke KPI. Di era zaman moderen saat ini anak-anak telah dikenalkan dengan teknologi, khususnya tv, anak-anak dapat betah berlama-lama di depan televisi untuk mengisi waktu luangnya. Namun yang menjadi permasalahnya konten-konten yang kurang mendidik dan bahkan didominasi untuk tayangan dewasa. Sementara kegiatan-kegiatan anak di luar rumah menjadi tersita karena menonton tv.
            Pada era moderen seperti saat ini, televisi hadir di hampir seluruh struktur masyarakat indonesia, mulai dari golongan atas hingga golongan bawah sudah dapat menikmatinya. Bahkan di Indonesia setiap rumah kebanyakan memiliki televis, bahkan televisi di era sekarang sudah berbentuk statis. Statis disini berarti sudah dapat diakses dimanapun seperti, hp, mobil, pesawat, dsb. Kehadiran televisi dapat dengan mudah mendapat dan menyebarluaskan informasi di dalam maupun diluar negeri.  Namun kehadiran tv dapat mempengaruhi setiap tindakan yang kita buat, seperti memilih makanan, baju, dan lain sebagainya ini dapat menyebabkan prilaku yang konsumtif. Sayangnya tidak sedikit dari kita yang masih menganggap bahwa yang di informasikan atau yang ditayangkan di televisi adalah bentuk refleksi dari kondisi sosial yang sebenarnya.
Stasiun televisi untuk menyiarkan sebuah program, butuh waktu 1 detik untuk memancarkan  sinyalnya ke televisi yang berada di hampir semua daerah di indonesia. begitu cepa waktu yang di butuhkan untuk menyebar luaskan informasi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh stasiun televisi. Ini menjadikan bahwa televisi dianggap sebagai media yang strategis untuk menyebarluaskan isi kontennya. Namun yang jadi permasalahan disini adalah, isi pesan yang disampaikan televisi tidak selamanya mendidik, bahkan yang disayangkan isi pesan tersebut mengganduk unsur kekerasan, pornografi dsb. Padahal untuk memproduksi tayangan-tayangan di stasiun televisi memperlukan biyaya yang cukup mahal, uang pemasukan untuk televisi tv negeri dan swasta berbeda. Seperti TVRI  yang memperoleh dananya dari APBN, sedangkan tv swasta mendapatkannya dari siaran-siaran komersial seperti iklan.
            Data dari nielsen juga mengungkapkan bahwa sebanyak 21 persen pemirsa tv adalah anak-anak dengan usia 5-14 tahun. Waktu menonton tv bagi mereka terutama pada pukul 06.00-10.00 dan diantara pukul 12.00-21.00, apalagi ternyata jam primetime (18.00-21.00) di jam tersebut sekitar 1,4 juta anak menonton tv. Menurut buletin ”kidia” mencatat 2004 acara untuk anak yang aman bahkan sekitar 15% saja sisianya acara yang berbau kekerasan, mistik, dsb.
Dalam BAB 7 “UPAYA MENONTON TELEVISI SECARA CERDAS DAN KRITIS” terdapat Lima prinsip diet tv
1.      Kendalikan konsumsi, maksimum dua jam sehari
Pada awalnya kita harus menjelaskan tentang pentingnya diet tv, dan mendapat kesepakatan dari anak untuk mengonsumsi tv maksimum 2 jam. Pada awalnya anak akan memberontak namun lama kelamaan akan terbiasa
2.      Siapkan hidangan tv yang seimbang
Kita harus menyeimbangkan tayangan yang bersifat informatif dan hiburan
3.      Ikutlah sesekali menonton bersama anak
Dengan ini kita dapat mengetahui muatan tayangan yang ditonton anak-anak, apabila kita merasa ada yang janggal dengan tayangan yang ditonton anak kita dapat mendiskusikan atau mengevaluasi tayangan tersebut.
4.      Setelah makan (menonton tv) jangan coba duduk-duduk
Setelah menonton tv yang informatif anak jangan dibiarkan bermalas-malasan, ajak anak untuk melakukan kegiatan yang sehubungan dengan informatif yang telah didapatkan.
5.      Ciptakan demokrasi bukan kediktatoran
Sebaiknya orang tua melibatkan pendapat anak tentang membuat peraturan menonton tv.
Peran serta masyarakat dalam penyiaran tidak hanya dalam bentuk aduan terhadap pelanggaran dan atau kerugian akibat penyiaran. Apresiasi terhadap tayangan yang dinilai bermafaat, mendidi, dan atau sesuai kepentingan publik juga perlu dilakukan. Penyampaian apresiasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan mekanisme yang serupa dengan cara menyampaikan pengaduan keberatan atas tayangan bermasalah. Apresiasi ini akan sangat bermanfaat bagi lembaga penyiaran ubtuk mengetahui sejauh mana dampak dan manfaat dari program siaran yang mereka tayangkan, serta sebagai alat ukur untuk meningkatkan kualitas program siaran.
Bagi KPI, apresiasu akan membantu dakan rangka KPI menyusun sistem aporan monitoring lembaga penyiaran yang dilakukan setiap akhir bulan. Laporan monitoring ini akan menunjukkan bahwa prestasi dan pelanggaran yang telah dilakukan lembaga penyiaran untuk kemudian diharapkan menjadi dasar pengembangan program lembaga penyiaran yang bersangkutan. Baik pengaduan keberatan maupun apresiasi masyarakat, juga dapat bermanfaat sevafau bentuk rating yang selama ini telah digunakan oleh lembaga penyiaran.
            Kelebihan dari buku ini adalah, buku Literasi media dari KPI menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas bukan hanya dari kalangan praktisi, buku ini juga memberikan teknik-teknik literasi terhadap anak dengan tepat, cara mengatur pola menonton televisi pada anak. Dan disini juga memberikan solusi literasi yang tepat untuk kalangan remaja dan orang tua. Buku ini juga mudah didapatkan dan dapat di unduh di situs resmi KPI, dan dapat di konsumsi oleh masyarakat luas. Kelemahan dari buku ini adalah, buku ini selalu mengulang bahasan yang sama di setiap BABnya, dan antara BAB satu dengan yang lain hampir sama pembahasannya, kurang terperinci.

No comments:

Post a Comment