Saturday, April 2, 2016

Review Puisi



AYO 
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Adakah yang lebih tobat
dibanding air mata
adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata
adakah yang lebih nyata
adakah yang lebih hakekat
dibanding airmata
adakah yang lebih lembut
adakah yang lebih dahsyat
dibanding airmata
para pemuda yang
melimpah di jalan jalan
itulah airmata
samudera puluhan tahun derita
yang dierami ayahbunda mereka
dan diemban ratusan juta
mulut luka yang terpaksa
mengatup diam
kini airmata
lantang menderam
meski muka kalian
takkan dapat selamat
di hadapan arwah sejarah
ayo
masih ada sedikit saat
untuk membasuh
pada dalam dan luas
airmata ini
ayo
jangan bandel
jangan nekat pada hakekat
jangan kalian simbahkan
gas airmata pada lautan airmata
malah tambah merebak
jangan letupkan peluru
logam akan menangis
dan tenggelam
dikedalaman airmata
jangan gunakan pentungan
mana ada hikmah
mampat
karena pentungan
para muda yang raib nyawa
karena tembakan
yang pecah kepala
sebab pentungan
memang tak lagi mungkin
jadi sarjana atau apa saia
namun
mereka telah
nyempurnakan
bakat gemilang
sebagai airmata
yang kini dan kelak
selalu dibilang
bagi perjalanan bangsa


OASE : Sajak-Sajak Sutardii Calzoum Bachri
Republika edisi : 28 November 1999



Dari puisi tersebut diatas, dapat kita ambil kesimpulan dari puisi "Ayo" sutardji calzoum bachri yaitu Untungnya “Bumi itu Bulat” hingga bisa berputar. Memutar tepatnya. Memutar orang-orang yang tak berjiwa khalifah. Memutar orang-orang yang hanya memanfaatkan. Memutar rejeki orang-orang yang penyayang. Dan memutar kehidupan agar manusia sadar dan ikut merasakan berbagai keadaan baik di atas maupun di bawah.

-- AMALIA HAMIDA, 14321117--

No comments:

Post a Comment